kangkomar.net - Pengusaha sukses dari kebumen jawa tengah mari kita lebih dekat mengenal sosok pengusaha yang menjadi milyader dari kota kecil kebumen, dan kita akan mengintip bagaimana kisah sukses belaiu dari dahulu sampai sekarang, kemudian kita juga akan mengetahui sebenarnya apa yang beliau jual atau apa produk yang beliau pasarkan hingga membuat dirinya menjadi milyarder.
Pengusaha bernama Mahasim asal kebumen jawa tengah menjadi pengusaha yang sangat sukses kita akan lebih dekat dengan beliau melalui tulisan ini kangkomar harapkan semua warga kebumen khususnya membaca bahwa masih ada banyak sekali orang-orang yang hebat dari kebumen yang belum terekspos oleh media online.
( Baca sosok blogger sukses dari Indonesia Yang patut di tiru kesuksesannya )
Profil Mahasim
Memulai usaha sabut kelapa memang sangat menggiurkan hasilnya, seperti kisah pria bernama Mahasim, pengushaa sabut kelapa asal kebumen, jawa tengah, menghasilkan puluhan juta dari sabut kelapa, iya sabut kelapa tidak pernah terbayangkan bukan, pengusaha sabut kelapa mempunyai alasan kenapa beliau menjual sabut kelapa alasan pertama adalah harga sabut kelapa yang murah di tambah ide kreatif dari beliau. Beliau membayangkan menciptakan seni kriya dari sabut kelapa, Inilah kisah pria bernama Mahasim yang bermodal uang Rp. 100.000 ribu saja, yang awalnya pembuat karpet aneka ukuran Ini.
Harga satu butir kelapa Rp. 180 /butir saat itu, dan ketika musim hujan harganya hanya Rp. 100/butir, Butiran kelapa lantas di masukan mahasim dalam mesin serat atau fiber sabut modal sepuluh butir bisa menghasilkan 1 kg serat sabut kelapa. Kalasu sudah menjadi serat sabut, harganya naik menjadi Rp. 2.600/kg, cukup menjual serat saja sudah terlihat keuntungan yang di dapat.
Produk Pengusaha Mahasim asal Kebumen Jawa Tengah
Aplagi kalau serat itu di jadikan aneka kerajinan kriya, tentu nilai pundi-pundi dollar yang di hasilkan melonjak drastis, Mahasim membaca hal tersebut sejak tahun 1997, produk awal di hasilkan serabut adalah keset berbagai ukuran, Beliau waktu mulai membuat aneka produk, seperti tas, topi, sandal, pot, coconet, sampai bantal guling dan kasur serabut kelapa.
Agar lebih mudah dalam menjual, di kombinasikan dengan batok kelapa, kayu atau gelugungya, beliau menghasilkan tas dan kursi, kerangka di buat model kayu kelapa semenatara jok kursi di buat dari sabut kelapa, kemudian belaiu juga membuat aneka pot biasa atau gantung dari sabtu kelapaa ini, ini namanya cocopot bisa menahan air menghemata proses penyiraman pada tanaman.
Selain itu, kalau menggunakan cocopot ada keunguntungan lain, yaitu memindahkan bbibit ke lahan tinggal sahabat tanam tanpa melepas cocopot, kalau di bandingkan polybag atau plastik, tentu cocopot lebih ramah lingkungan, belaiu juga menjelaksan apa itu cocopot, Cocopot merupakan hasil olahan berupa serat fiber dan selanjutnya mahasim olah menjadi pupuk organik, untuk jumlahnya, mahasim selama shari menggiling 3.000 samapi 4.000 butir sabut kelapa.
Jumlah sepuluh butir sabut menghasilkan 1 cocopeat, kalau sudah di olah menjadi pupuk organik maka belaiu bisa menjual seharga Rp. 450/ KG di luar ongkos kirim. Pupuk organik itu di jual ke kalimantan timur, 10-2- ton sebulan, waktu mau lebaran mereka pesan 60 ton per bukan, tutur Mahasim.
Memang banyak tetapi mahasim masih menyanggupi, belaiu pernah di minta membuat cocopeat samapi 400 ton, perbulan "kami sanggup" kenangnya, warga rantewringin, kecamatan buluspesantren, kebumen jawa tengah ini termasuk memproduksi sabuttret atau sabut berkaret.
Sabutret adalah sabut berkaret yang biasa di gunakan menajdi isi bantal, kasur, guling, maupun jok kursi belaiu menyebut pengolahannya berbeda dengan kaset atau coconet, yang merupakan anyaman dari sabut fiber ini merupakan serabut fiber yang di olah lebih lanjut, sabut di giling dan di anyam menjadi tali, kemudaina tali-tali tersebut di olah melalui oven.
( Baca Sosok sukses asal Indonesia yang kaya dari dunia Internet )
Omzet Pengusaha Mahasim Kebumen Jawa tengah
Usaha Hasim memperkerjakan 15 orang kayawan tetap, belaiu juga mempunyai beberpaa mitra yang tersebar di lima kecamatan di kebumen, mereka biasa membuat barang setengah jadi ataupun jad i di jual ke AKAS ( Aneka kerajinana anyaman sabut ), padahal ketika memulai dia hanya memiliki dua karyawan saja, lantas hakim membangun sebuah kelompok usaha bersama ( KUB ) bernama AKAS ini.
Setiap bulan hasim mengirim kerajinana tersebut ke Timika, balikpapan, dan medan, coconet tali kecil akan di jual Rp.8.000/m sementara coconet besar di jual Rp. 13.000/m, untuk masing-masing daerah di kirim satu tronton atau berisi 200 rol, satu rol panjangnya 50m, ucap Hasim, omzet coconet ini total berjumlah Rp. 240.000.000,- ( Rp.8.000 x 200 rolx 3 kontainer ), itu juga masih di hitung pemasukan satu produk saja.
Pemasukan aneka produk kecil seperti keset kecil 500 lembar, keset besar 2000 lembar, masing-masing harganya Rp. 5.000,- dan Rp.35.000,- melayani pengiriman ke surabaya, jakarta, Yogyakarta, pontianak, dan medan, belaiua juga menyebut pengiriman pot gantung ke Australia sebanyak 200-300 buah, seharga Rp. 30.000/pot, untuk Jepang permintaan tali sabtu sebanyak 2500 ikat, ikat panjang 10 m dan setiap meter di jual Rp. 5.000,-.
Mahasim mengaku mengandalkan bahan asal kebumen saja, Belaiu mempunyia 4 pemasok tetap setiap minggunya mengirim 1-2 truk beriis 4.000 butri sabut kelapa hasim juga aktif memanfaatkan jaringan perdagangan kelapa mengirimi ratusan butir sabut setiap harinya.
Satu kendala terbesar untuk dirinya adalah tenaga kerja, karena sebagian besar warga desa merupakan petani jadi kalau pas waktu panen tiba, mereka akan fokus mengurusi sawah, mahasim menjadi mengandalkan sedikit pekerja, kendala lain karena musim hujan karena pengeringan, beliau menyebut coconet butuh lapangan luas, kalau hujan ya pekerjaan akan berhenti sejenak.
Belaiu akhirnya meminta kelonggaran waktu ( Yang tadinya 10 hari saya minta kelonggaran menjadi 20 hari ), kata mahasim, relasi kuat membuat usahanya berjalan sampai sekarang hubungan dengan pemasok pelanggan kendala akan bisnis tidak berpengaruh besar karena apa, karena pohon kelapa sangat banyak di temui di negara kepulaun seperti Indonesia, ini bisa di harapakan siapapun oleh orang Indoensia, banyak seklai lembaga pemerintah mulai memberi pelathian membuat aneka kerajinan sabut kelapa.
Pengusaha satu ini pernah mendapatkan aneka penghargaan, beliau juga menjadi pembicara di berbagai waktu kesempatan, belaiu juga pernah meraih juara III Green productivity tahun 2010, belaiu sering di minta instansi pemerintah seperti dari sumatera, jawa, bali, kalimantan, sulawesi, hingga Nusa tenggara.
( Baca Pengertian rekber dalam jual beli online wajib di ketahui )
Sangat menggiurkan bukan pengusaha sukses dari kebumen jawa tengah ini, ayo kita sebagai warga kebumen jawa tengah patut meniru dan mengikuti jejak sukses Mahasim pengusaha sukses dari kebumen yang sudah memulai usahanya pada tahun 1997.
Pengusaha bernama Mahasim asal kebumen jawa tengah menjadi pengusaha yang sangat sukses kita akan lebih dekat dengan beliau melalui tulisan ini kangkomar harapkan semua warga kebumen khususnya membaca bahwa masih ada banyak sekali orang-orang yang hebat dari kebumen yang belum terekspos oleh media online.
( Baca sosok blogger sukses dari Indonesia Yang patut di tiru kesuksesannya )
Profil Mahasim
Memulai usaha sabut kelapa memang sangat menggiurkan hasilnya, seperti kisah pria bernama Mahasim, pengushaa sabut kelapa asal kebumen, jawa tengah, menghasilkan puluhan juta dari sabut kelapa, iya sabut kelapa tidak pernah terbayangkan bukan, pengusaha sabut kelapa mempunyai alasan kenapa beliau menjual sabut kelapa alasan pertama adalah harga sabut kelapa yang murah di tambah ide kreatif dari beliau. Beliau membayangkan menciptakan seni kriya dari sabut kelapa, Inilah kisah pria bernama Mahasim yang bermodal uang Rp. 100.000 ribu saja, yang awalnya pembuat karpet aneka ukuran Ini.
Harga satu butir kelapa Rp. 180 /butir saat itu, dan ketika musim hujan harganya hanya Rp. 100/butir, Butiran kelapa lantas di masukan mahasim dalam mesin serat atau fiber sabut modal sepuluh butir bisa menghasilkan 1 kg serat sabut kelapa. Kalasu sudah menjadi serat sabut, harganya naik menjadi Rp. 2.600/kg, cukup menjual serat saja sudah terlihat keuntungan yang di dapat.
Produk Pengusaha Mahasim asal Kebumen Jawa Tengah
Aplagi kalau serat itu di jadikan aneka kerajinan kriya, tentu nilai pundi-pundi dollar yang di hasilkan melonjak drastis, Mahasim membaca hal tersebut sejak tahun 1997, produk awal di hasilkan serabut adalah keset berbagai ukuran, Beliau waktu mulai membuat aneka produk, seperti tas, topi, sandal, pot, coconet, sampai bantal guling dan kasur serabut kelapa.
Agar lebih mudah dalam menjual, di kombinasikan dengan batok kelapa, kayu atau gelugungya, beliau menghasilkan tas dan kursi, kerangka di buat model kayu kelapa semenatara jok kursi di buat dari sabut kelapa, kemudian belaiu juga membuat aneka pot biasa atau gantung dari sabtu kelapaa ini, ini namanya cocopot bisa menahan air menghemata proses penyiraman pada tanaman.
Selain itu, kalau menggunakan cocopot ada keunguntungan lain, yaitu memindahkan bbibit ke lahan tinggal sahabat tanam tanpa melepas cocopot, kalau di bandingkan polybag atau plastik, tentu cocopot lebih ramah lingkungan, belaiu juga menjelaksan apa itu cocopot, Cocopot merupakan hasil olahan berupa serat fiber dan selanjutnya mahasim olah menjadi pupuk organik, untuk jumlahnya, mahasim selama shari menggiling 3.000 samapi 4.000 butir sabut kelapa.
Jumlah sepuluh butir sabut menghasilkan 1 cocopeat, kalau sudah di olah menjadi pupuk organik maka belaiu bisa menjual seharga Rp. 450/ KG di luar ongkos kirim. Pupuk organik itu di jual ke kalimantan timur, 10-2- ton sebulan, waktu mau lebaran mereka pesan 60 ton per bukan, tutur Mahasim.
Memang banyak tetapi mahasim masih menyanggupi, belaiu pernah di minta membuat cocopeat samapi 400 ton, perbulan "kami sanggup" kenangnya, warga rantewringin, kecamatan buluspesantren, kebumen jawa tengah ini termasuk memproduksi sabuttret atau sabut berkaret.
Sabutret adalah sabut berkaret yang biasa di gunakan menajdi isi bantal, kasur, guling, maupun jok kursi belaiu menyebut pengolahannya berbeda dengan kaset atau coconet, yang merupakan anyaman dari sabut fiber ini merupakan serabut fiber yang di olah lebih lanjut, sabut di giling dan di anyam menjadi tali, kemudaina tali-tali tersebut di olah melalui oven.
( Baca Sosok sukses asal Indonesia yang kaya dari dunia Internet )
Omzet Pengusaha Mahasim Kebumen Jawa tengah
Usaha Hasim memperkerjakan 15 orang kayawan tetap, belaiu juga mempunyai beberpaa mitra yang tersebar di lima kecamatan di kebumen, mereka biasa membuat barang setengah jadi ataupun jad i di jual ke AKAS ( Aneka kerajinana anyaman sabut ), padahal ketika memulai dia hanya memiliki dua karyawan saja, lantas hakim membangun sebuah kelompok usaha bersama ( KUB ) bernama AKAS ini.
Setiap bulan hasim mengirim kerajinana tersebut ke Timika, balikpapan, dan medan, coconet tali kecil akan di jual Rp.8.000/m sementara coconet besar di jual Rp. 13.000/m, untuk masing-masing daerah di kirim satu tronton atau berisi 200 rol, satu rol panjangnya 50m, ucap Hasim, omzet coconet ini total berjumlah Rp. 240.000.000,- ( Rp.8.000 x 200 rolx 3 kontainer ), itu juga masih di hitung pemasukan satu produk saja.
Pemasukan aneka produk kecil seperti keset kecil 500 lembar, keset besar 2000 lembar, masing-masing harganya Rp. 5.000,- dan Rp.35.000,- melayani pengiriman ke surabaya, jakarta, Yogyakarta, pontianak, dan medan, belaiua juga menyebut pengiriman pot gantung ke Australia sebanyak 200-300 buah, seharga Rp. 30.000/pot, untuk Jepang permintaan tali sabtu sebanyak 2500 ikat, ikat panjang 10 m dan setiap meter di jual Rp. 5.000,-.
Mahasim mengaku mengandalkan bahan asal kebumen saja, Belaiu mempunyia 4 pemasok tetap setiap minggunya mengirim 1-2 truk beriis 4.000 butri sabut kelapa hasim juga aktif memanfaatkan jaringan perdagangan kelapa mengirimi ratusan butir sabut setiap harinya.
Satu kendala terbesar untuk dirinya adalah tenaga kerja, karena sebagian besar warga desa merupakan petani jadi kalau pas waktu panen tiba, mereka akan fokus mengurusi sawah, mahasim menjadi mengandalkan sedikit pekerja, kendala lain karena musim hujan karena pengeringan, beliau menyebut coconet butuh lapangan luas, kalau hujan ya pekerjaan akan berhenti sejenak.
Belaiu akhirnya meminta kelonggaran waktu ( Yang tadinya 10 hari saya minta kelonggaran menjadi 20 hari ), kata mahasim, relasi kuat membuat usahanya berjalan sampai sekarang hubungan dengan pemasok pelanggan kendala akan bisnis tidak berpengaruh besar karena apa, karena pohon kelapa sangat banyak di temui di negara kepulaun seperti Indonesia, ini bisa di harapakan siapapun oleh orang Indoensia, banyak seklai lembaga pemerintah mulai memberi pelathian membuat aneka kerajinan sabut kelapa.
Pengusaha satu ini pernah mendapatkan aneka penghargaan, beliau juga menjadi pembicara di berbagai waktu kesempatan, belaiu juga pernah meraih juara III Green productivity tahun 2010, belaiu sering di minta instansi pemerintah seperti dari sumatera, jawa, bali, kalimantan, sulawesi, hingga Nusa tenggara.
( Baca Pengertian rekber dalam jual beli online wajib di ketahui )
Sangat menggiurkan bukan pengusaha sukses dari kebumen jawa tengah ini, ayo kita sebagai warga kebumen jawa tengah patut meniru dan mengikuti jejak sukses Mahasim pengusaha sukses dari kebumen yang sudah memulai usahanya pada tahun 1997.
Terima kasih sudah mau memberikan komentar anda :v
Maaf jika loading kolom komentar sedikit lama karena masalah kode css yang belum terpecahkan oleh kangkomar.net sekali lagi mohon maaf
A. Jangan malu untuk menyatakan pendapat.
B. Terima kasih jika sahabat mau berkomentar dengan baik.